PENDIDIKAN ISLAM DI JEPANG
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Kelompok Semester VI
Program Strata Satu (S.I)
Tarbiyah
Mata Kuliah: Perbandingan
Pendidikan Islam
Dosen
Maesaroh, M. Ag
Disusun Oleh Kelompok 4/ VI.D
1.
Anis Lutfiatillatifah 2103946
2.
Aviani Nur Avivah 2104166
3.
Mustaqim Nurhadi 2103960
4.
Sudiasih 2103972
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NAHDLATUL ULAMA
(STAINU) KEBUMEN
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puja dan puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan banyak kenikmatan,
berupa segala yang telah dirasakan dalam kehidupan ini. Satu diantaranya adalah
pemberian ilmu dan kemampuan menuangkannya kedalam bentuk tulisan serta
menjadikannya kedalam bentuk makalah yang berjudul “Pendidikan Islam di
Jepang”. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada beliau Nabi
Akhiruz zaman yaitu Nabi Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat-sahabat
Baginda.
Penulis berkewajiban menyampaikan ucapan
terima kasih kepada para dosen dan guru besar yang mana penulis banyak menimba
ilmu dari padanya, khususnya Yth.Ibu
Maesaroh, M. Ag. yang telah memberikan ilmu baru dalam mata Perbandingan
Pendidikan Islam.
Tulisan ini tentu saja jauh dari sempurna,
karenanya penulis senantiasa mengharapkan masukan dan kritik yang konstruksi
dari pada pembaca. Meski disadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, namun
penulis tetap berharap bahwa tulisan ini bisa bermanfaat.
Akhir kata, dengan tangan terbuka dan rasa
tanggung jawab kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat pembetulan
dari para pembaca yang budiman, yang kiranya dapat meningkatkan motivasi dalam
belajar. Amin.
Kebumen, Mei 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Pendidikan Islam di Jepang 2
B. Tokoh Pendidikan Islam di Jepang 3
C. Peran Serta Pemerintah Dalam Dunia Pendidikan 3
D. Hubungan Ekonomi dan Perkembangan Pendidikan 6
E. Implementasi Pendidikan Islam di Jepang 7
F. Perbandingan Pendidikan Islam di Jepang dan
Indonesia 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 11
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada beberapa jalur untuk mengenal
budaya dari suku, bangsa atau negara lain.misalnya melalui sarana perniagaan
atau kehidupan ekonomi. melalui penaklukan atau peperangan. melalui kontak
antar negara berupa kerja sama bilateral yang bersifat mutual-cooperation, baik
dalam bentuk pertukaran para ahli maupun pengembangan di bidang pengetahuan.
Kontak antar negara dalam bentuk kerja sama pengembangan pendidikan secara
langsung maupun tidak langsung akan sangat bermanfaat untuk memperluas
cakrawala terhadap pendidikan nasional dan diharapkan dapat mengambil
nilai-nilai positif dari negara tertentu untuk menunjang usaha peningkatan
kualitas pendidikan nasional.
Jepang merupakan
salah satu negara termaju dalam berbagai bidang kehidupan: ekonomi, teknologi,
ilmu pengetahuan, sosial, politik, dll. Kemajuan-kemajuan ini tentu berkaitan
erat dengan kemajuan pendidikan.
Berdasarkan hal itu, dalam tulisan
ini memaparkan sebagian kecil sistem pendidikan negara Jepang, baik pendidikan
secara umum maupun pendidikan agama, untuk kemudian dikaji persamaan dan
perbedaannya dengan sistem yang dikembangkan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pendidikan islam di Jepang ?
2. Siapa sajakah tokoh pendidikan Islam di Jepang ?
3. Bagaimana peran serta pemerintah dalam Pendidikan
di Jepang ?
4. Bagaimana hubungan ekonomi dengan perkembangan
pendidikan di Jepang ?
5. Bagaimana implementasi pendidikan islam di Jepang
?
6. Apa saja perbandingan sistem pendidikan di
Indonesia dan Jepang ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pendidikan Islam di Jepang
Agama Islam mulai masuk ke Jepang
diperkirakan sekitar zaman Restorasi Meiji (1867), ditandai dengan masuknya
literatur literatur mengenai Islam yang berasal dari Eropa atau China, mulai
diterjemahkan dan masuk ke Jepang. pada tahun 1890, terjadi sebuah peristiwa
yang dikenal sebagai “Peristiwa Kapal Ertogrul”. Sebuah kapal Turki yang
tenggelam di perairan Jepang. Dari 600 penumpang, hanya 69 yang selamat.
Pemerintah maupun rakyat Jepang bersama-sama berusaha menolong para penumpang
yang selamat dan mengadakan upacara penghormatan bagi arwah penumpang yang
meninggal dunia. Mereka yang selamat, akhirnya dapat kembali ke negara mereka
berkat sumbangan yang berhasil dikumpulkan dari seluruh rakyat Jepang.
Peristiwa ini menjadi pencetus dikirimnya utusan pemerintah Turki ke Jepang
pada tahun. Hubungan yang sangat baik dengan Turki ini, juga membawa kemenangan
bagi Jepang dalam peperangan dengan Rusia yang dimulai pada tahun 1904. Dikatakan,
pada saat armada kapal kekaisaran Rusia melintasi laut Baltik, Turki memberitahukan
hal tersebut kepada Jepang, dan karena itu, Jepang meraih kemenangannya.
Hubungan positif
Turki dan Jepang berlanjut hingga sekarang dan orang Turki merupkan salah satu
dari ethnis asing yang cukup dijumpai di negara tersebut. Kemudian tahun 1955,
beberapa ulama dari Pakistan datang ke Jepang dan berdakwah di sejumlah kota
besar, membuat agama Islam mulai dikenal lebih luas di Jepang. Dua orang Jepang
Muslim pertama yang diketahui ialah Mitsutaro Takaoka yang memeluk Islam pada
tahun 1909 dan mengambil nama Omar Yamaoka setelah menunaikan haji di Mekah,
serta Bumpachiro Ariga yang pada masa yang lebih kurang sama telah pergi ke
India untuk berdagang dan kemudian memeluk Islam di bawah pengaruh orang-orang
Muslim di sana serta mengambil nama Ahmad Ariga
Lalu semasa revolusi Rusia, banyak imigran asal
Asia Tengah seperti Uzbekistan, Tajik, Kirgiz, Kazakh dan lainnya datang ke
Jepang. Mereka menetap di sejumlah kota utama di Jepang. Dari mereka, Islam
berkembang di Jepang.
B. Tokoh Pendidikan Islam di Jepang
Serangan Jepang terhadap China dan
negara-negara Asia Tenggara semasa Perang Dunia II menghasilkan
hubungan-hubungan antara orang-orang Jepang dengan orang-orang Muslim.Mereka
yang memeluk agama Islam melalui hubungan-hubungan itu kemudian mengasaskan
Persatuan Jepang Muslim di bawah pimpinan Allahyarham Sadiq Imaizumi pada tahun
1953 Persatuan tersebut ialah organisasi Jepang
Muslim yang pertama.
Ketua kedua persatuan ini ialah
Allahyarham Umar Mita.Mita merupakan orang Islam yang mempelajari Islam di
wilayah-wilayah yang diduduki olehkekaisaran Jepang.Melalui hubungan-hubungannya dengan
orang-orang Cina Muslim, beliau memeluk Islam diBeijing .Saat Mita kembali ke Jepang selepas perang, beliau
menunaikan haji, dan merupakan orang Jepang pertama sesudah peperangan untuk
berbuat demikian.Mita juga membuat terjemah Al-Quran bahasa Jepang untuk
pertama kali.
C. Peran Serta Pemerintah Dalam Dunia Pendidikan
Peraturan pendidikan di Jepang dapat dibedakan dalam dua
periode, yaitu sebelum dan sesudah perang Dunia II. Sebelum perang, kebijakan
pendidikan yang berlaku adalah Salinan Naskah Kekaisaran tentang Pendidikan
(Imperial Rescript on Education). Dinyatakan bahwa para leluhur Kaisar
terdahulu telah membangun Kekaisaran dengan berbasis pada nilai yang luas dan
kekal, serta menanamkannya secara mendalam dan kokoh. Materi pelajarannya
dipadukan dalam bentuk kesetiaan dan kepatuhan dari generasi ke generasi yang
menggambarkan keindahannya. Itulah kejayaan dari karakter Kaisar, dan ia juga
telah mengendalikannya dengan sumber-sumber berpendidikan. Pendidikan hendaknya
mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara
harmoni, sebagai sahabat sejati, menjadi diri sendiri yang sederhana dan
moderat, mencurahkan kasih sayang kepada semua pihak, serta menuntut ilmu dan
memupuk seni. Dari situlah pendidikan tersebut dapat mengembangkan daya
intelektual dan kekuatan moralnya yang sempurna, selalu menghormati konstitusi,
dan menjalankan hukum. Dalam kondisi darurat sekalipun, diharapkan dapat mempersembahkan
keberanian demi negara, melindungi dan menjaga kesejahteraan istana Kaisar
seusia langit dan bumi. Maka, tidaklah menjadi orang yang baik dan setia
semata, melainkan mampu melanjutkan tradisi leluhur yang amat mulia.
Sesudah perang, mulai 3 November 1946, konstitusi baru
Jepang menetapkan kebijakan pendidikannya atas dasar hak asasi manusia, jaminan
kebebasan berfikir, dan hati nurani, kebebasan beragama, kebebasan akademik,
dan hak bagi semua orang untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan kemampuan
mereka. Pada Maret 1947, melalui Peraturan Pendidikan Nasional (School
Education Law) ditetapkan susunan dasar pendidikan keseluruhan atas dasar
6-3-3-4 beserta tujuan khusus pada tiap jenjangnya (Abd. Rachman Assegaf, 2003:
187-189).
Dalam Fundamental Law of Education disebutkan bahwa, Citizen
have the right to equal opportunity or receving education according to their
ability; freedom from discrimination on acaount of race, cree sex, social
status, economic position, or family origin; financial assistance, to the able
needy, academin freedom, and the responsibility to build a peaceful State and
society (Imam Banrnadib, 1986: 53), (Setiap warga memiliki kesempatan yang sama
menerima pendidikan menurut kemampuan mereka, bebas dari diskriminasi atas
dasar ras, jenis kelamin, status sosial, posisi ekonomi, asal usul keluarga,
bantuan finansial, bagi yang memerlukan, kebebasan akademik, dan tanggung jawab
untuk membangun negara dan masyarakat yang damai). Perbedaan yang lain adalah
mengenai tujuan pendidikan. Dalam Imperial Rescript on Education disebutkan
bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kesetiaan dan ketaatan bagi
Kaisar agar dapat memperoleh persatuan masyarakat di bawah ayah yang sama,
yakni Kaisar. Adapun tujuan pendidikan menurut Fundamental Law of Education
adalah untuk meningkatkan perkembangan kepribadian secara utuh, menghargai
nilai-nilai individu, dan menanamkan jiwa yang bebas.
Setelah Restorasi
Meiji pemerintah gencar menerbitkan dan menerjemahkan berbagai macam buku serta
mengirimkan pelajar ke berbagai negara untuk mendalami berbagai bidang
ilmu.Usaha ini akhirnya membuahkan hasil yang cukup memuaskan bagi negara
tersebut.
Pada tahun 2001
Kementrian Pendidikan Jepang mengeluarkan rencana reformasi pendidikan di
Jepang yang disebut sebagai `Rainbow Plan`. Isinya adalah sebagai berikut:
1.
Mengembangkan kemampuan dasar scholastic siswa dalam model
pembelajaran yang menyenangkan. Ada 3 pokok arahan yaitu, pengembangan kelas
kecil terdiri dari 20 anak per kelas, pemanfaatan IT dalam proses belajar
mengajar, dan pelaksanaan evaluasi belajar secara nasional.
2.
Mendorong pengembangan kepribadian siswa menjadi pribadi
yang hangat dan terbuka melalui aktifnya siswa dalam kegiatan kemasyarakatan,
juga perbaikan mutu pembelajaran moral di sekolah
3.
Mengembangkan lingkungan belajar yang menyenangkan dan jauh
dari tekanan, diantaranya dengan kegiatan ekstra kurikuler olah raga, seni, dan
sosial lainnya.
4.
Menjadikan sekolah sebagai lembaga yang dapat dipercaya oleh
orang tua dan masyarakat. Tujuan ini dicapai dengan menerapkan sistem evaluasi
sekolah secara mandiri, dan evaluasi sekolah oleh pihak luar, pembentukan
school councillor, komite sekolah yang beranggotakan orang tua, dan
pengembangan sekolah berdasarkan keadaan dan permintaan masyarakat setempat.
5.
Melatih guru untuk menjadi tenaga professional, salah
satunya dengan pemberlakuan evaluasi guru, pemberian penghargaan dan bonus
kepada guru yang berprestasi, juga pembentukan suasana kerja yang kondusif
untuk meningkatkan etos kerja guru, dan pelatihan bagi guru yang kurang cakap
di bidangnya.
6.
Pembentukan filosofi pendidikan yang sesuai untuk
menyongsong abad baru, melalui reformasi konstitusi pendidikan (kyouiku kihon
hou) (MEXT, 2006).
Kaitanyya dengan pendidikan islam, pemerintah
Jepang memberikan toleransi dan kemudahan beragama di Jepang. Salah satu sebab
agama Islam bisa berkembang pesat di Jepang adalah karena bagusnya iklim
tolerensi yang ada di masyarakat di negara ini dan jaminan dari pemerintah
sendiri tentang kebebasan beragama. Kebebasan yang dimaksud adalah dalam arti
luas termasuk juga bebas untuk tidak memeluk agama apapun. Orang Jepang secara
umum bisa dikatakan tidak mengenal agama, jadi tentu saja tidak akan ada
fanatisme agama dalam diri mereka. Agama hanyalah sekedar aktivitas budaya yang
tidak akan tercatat pada dokument identitas apapun.
Begitu pula tempat ibadah atau mesjid yang
berdiri sekarang terletak di tengah komunitas penduduk asli yang notebene bukan
pemeluk muslim. Jadi hal ini mungkin merupakan salah satu contoh yang paling mudah.
Jadi kalau seandainya aturan pendirian tempat ibadah diperketat atau setidaknya
seperti aturan di Indonesia, mungkin mesjid tidak akan pernah ada di negara
tersebut.
D. Hubungan Ekonomi dan Perkembangan Pendidikan
Selepas
krisis minyak tahun 1073 Media massa Jepang telah memberi penerbitan yang besar
tentang Dunia Muslim, dan khususnya kepada Dunia Arab, akan pentingnya
negara-negara ini terhadap ekonomi
Jepang. Dengan penerbitan ini, banyak orang Jepang yang tidak mempunyai secuil
pengetahuan tentang Islam mempunyai peluang untuk melihat rukun Islam ke-5,Haji
di Mekah serta untuk mendengar panggilan Azan (panggilan Islam untuk
Shalat) dan pembacaan Al-Qur’an
Selain
itu banyak orang Jepang yang memeluk Islam secara terang-terangan ketika itu,
terdapat juga banyak upacara Islamisasi massal yang terdiri dari berpuluh-puluh
ribu orang.
E. Implementasi Pendidikan Islam di Jepang
Dalam hal
pendidikan Jepang sangat maju, terbukti tingkat melek huruf mencapai: 99,8%
(1990), 100,0% (2000), pendidikan wajib di jepang selama 9 tahun (Dari umur 6
ke 15 tahun), dan jumlah pelajar sekolah menengah yang maju ke pendidikan
tinggi kira-kira 96%. Dalam usaha meningkatkan minat baca, masyarakat Jepang
mengkomikkan bahan ajar, dari pelajaran-pelajaran dasar seperti sejarah, biologi,
fisika sampai ilmu filsafat. Pendekatan visualisasi dengan komik biasanya
digunakan untuk menarik minat baca kaum muda dan mempermudah pembaca dalam
memahami materi yang akan disampaikan. Dari situ budaya baca masyarakat tumbuh,
dan di Jepang kita akan dengan mudah menemukan pembaca-pembaca buku dari
berbagai usia di setiap lorong-lorong densha (kereta listrik), bus ataupun
kursi tunggu di eki (stasiun densha).
Adapun sistem pendidikan di Jepang dibangun atas prinsip-prinsip: Legalisme, administrasi yang demokratis, netralitas, penyesuaian dan penetapan kondisi pendidikan, dan desentralisasi.
Adapun sistem pendidikan di Jepang dibangun atas prinsip-prinsip: Legalisme, administrasi yang demokratis, netralitas, penyesuaian dan penetapan kondisi pendidikan, dan desentralisasi.
Pendidikannya
memiiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai di antaranya ialah: mengembangkan
kepribadian secara penuh dengan, berupaya keras membangun manusia yang sehat
pikiran dan badan, yang mencintai kebenaran dan keadilan, menghormati
perseorangan, menghargai kerja, mempunyai rasa tanggungjawab yang dalam, dan
memiliki semangat independen sebagai pembangun negara dan masyarakat yang
damai.
Sistem administrasi pendidikan dibangun dalam empat tingkat: pusat, prefectural (antara propinsi dan kabupaten), municipal (antara kabupaten dan kecamatan), dan sekolah. Masing-masing tingkat administrasi pendidikan tersebut mempunyai peran dan kewenangan yang saling mengisi dan bersifat kerjasama.Disamping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua yang mendukung pengembangan sekolah.
Sistem administrasi pendidikan dibangun dalam empat tingkat: pusat, prefectural (antara propinsi dan kabupaten), municipal (antara kabupaten dan kecamatan), dan sekolah. Masing-masing tingkat administrasi pendidikan tersebut mempunyai peran dan kewenangan yang saling mengisi dan bersifat kerjasama.Disamping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua yang mendukung pengembangan sekolah.
Pada umumnya
metode pengajaran yang digunakan di sekolah-sekolah di Jepang adalah kombinasi
dari: penjelasan dari dan tanya jawab dengan guru, diskusi antar murid, dan
eksplorasi oleh murid sendiri dengan menggunakan alat pembelajaran. Di awal
biasanya guru memberikan penjelasan sebagai pengantar, kemudian murid melakukan
diskusi sesama mereka dan atau mengeksplorasi menggunakan alat pembelajaran
seperti multimedia, laboratorium, dll.sesuai dengan mata pelajaran dan
kebutuhan. Hasil diskusi dan atau eksplorasi tersebut lalu dipresentasikan di
depan kelas dengan bimbingan guru.
Di samping hal di
atas, pengaruh pendidikan terhadap anak dan masyarakat telah membuat pendidikan
Jepang mempunyai potensi yang luar biasa dalam berbagai hal. Misalnya, (1)
Minat masyarakat yang besar sekali pada pendidikan; (2) prestasi kognitif dan
motivasi siswa relatif setaraf; (3) prestasi kognitif siswa rata-rata tinggi;
(4) munculnya pelajaran ide egalitarianisme; (5) perubahan sosial yang
egalitarian; (6) timbulnya kesamaan yang sama bagi semua lapisan masyarakat.
F. Perbandingan Pendidikan Islam di Jepang dan
Indonesia
Sistem Pendidikan di Jepang
Sistem
pendidikan di Jepang dibangun atas empat tingkat, yaitu: pusat, perfektual
(antara Provinsi dan Kabupaten), municipal (antara Kabupaten dan Kecamatan),
dan sekolah. Sistem administrasi tersebut menerapkan kombinasi antara
sentralisasi, desentralisasi, Manajemen Berbasis Sekolah (School Based
Management), dan partisipasi masyarakat. Di samping itu, terdapat
asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua yang mendukung
pengembangan sekolah. Dalam sistem tersebut terdapat peran dan hubungan antara
pemerintah pusat, pemerintah daerah, seklah, asosiasi-asosiasi tersebut, dan
masyarakat yang saling mengisi sehingga tercipta sinergi yang memungkinkan
sistem tersebut menjadi relatif efisien dan efektif. Hal ini merupakan faktor
utama pencapaian mutu pendidikan di Jepang yang relatif tinggi (Abd. Rachman
Assegaf, 2003: 175).
Sistem Pendidikan di Indonesia
Sistem penjenjangan pendidikan di Indonesia pasca
kemerdekaan. Ketika akhir pendudukan Jepang, pola sistem penjenjangan yang
berlaku adalah 6-3-3-4, begitu Indonesia merdeka ternyata sistem penjenjangan
ini diteruskan dengan menerapkan 6 tahun bagi SD, 3 tahun bagi SMP, 3 tahun
bagi SMA, dan 4 tahun sampai 6 tahun bagi perguruan tinggi.
Dalam Undang-undang Sisdiknas Tahun 2003 disebutkan bahwa,
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Perbedaan
yang menyolok pada sistem pendidikan di kedua negara ini sebagai berikut:
- Dalam tujuan umum pendidikan Jepang mengutamakan perkembangan kepribadian secara utuh, menghargai nilai-nilai individual, dan menanamkan jiwa yang bebas. Sedangkan di Indonesia pendidikan bertujuan agar peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
- Jepang tidak memasukkan mata pelajaran pendidikan agama di semua jenjang persekolahan (memisahkan pendidikan agama dengan persekolahan), sedangkan di Indonesia pendidikan agama adalah mata pelajaran yang wajib untuk setiap jenjang persekolahan.
- Dilihat dari kurikulum yang dikembangkan dapat dikemukakan beberapa hal:
a.
Kurikulum TK di Jepang tidak
membebani anak, karena anak tidak dijejali materi-materi pelajaran secara
kognitif tetapi lebih pada pengenalan dan latihan ketrampilan hidup yang
dibutuhkan anak untuk kehidupan sehari-hari, seperti latihan buang air besar
sendiri, gosok gigi, makan, dan lain sebagainya. Sedangkan kurikulum di Indonesia
telah berorientasi pada pengembangan intelektual anak.
b.
Mata pelajaran level pendidikan
dasar di Jepang tidak seberagam yang dikembangkan di Indonesia, jumlahnya tidak
banyak, sehingga berbagai mata pelajaran tersebut diberikan pada waktu yang
berlainan setiap hari selama seminggu, maka jarang ada jadwal pelajaran yang
sama pada hari yang berbeda.
c.
Di Indonesia jarang ditemukan adanya
mahasiswa peneliti, lebih-lebih mahasiswa pendengar, sehingga yang ada
mahasiswa reguler. Hal itu terjadi barangkali karena orientasi belajar bagi
mahasiswa Indonesia jauh berbeda dengan mahasiswa Jepang.
d.
Pendidikan wajib di Jepang gratis
bagi semua siswa, bahkan bagi anak yang kurang mampu mendapat bantuan khusus
dari pemerintah pusat maupun daerah untuk biaya makan siang, sekolah, piknik,
kebutuhan belajar, perawatan kesehatan dan kebutuhan lainnya, sedangkan di
Indonesia masih sebatas slogan (kecuali di daerah tertentu, seperti kebijakan
di Sukoharjo, tetapi baru terbatas biaya sekolah saja).
e.
Sistem administrasi pendidikan di
Jepang sudah lama menerapkan kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi,
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan partisipasi masyarakat. Sedangkan di
Indonesia baru dalam proses peralihan dari sentralisasi ke desentralisasi dan
juga diberlakukan MBS.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah pendidikan
di Jepang sebelum Restorasi Meiji, pendidikan pada awalnya berdasarkan sistem
masyarakat feodal.Setelah Restorasi Meiji pemerintah gencar menerbitkan dan
menerjemahkan berbagai macam buku serta mengirimkan pelajar ke berbagai negara
untuk mendalami berbagai bidang ilmu. Sebagai ciri khas bangsa Jepang adalah
kehausan mereka akan ilmu yang tak pernah terpuaskan.
Pada tahun 2001
Kementrian Pendidikan Jepang mengeluarkan rencana reformasi pendidikan di
Jepang yang disebut sebagai `Rainbow Plan`.kaitannya dengan pendidikan islam pemerintah
Jepang memberikan toleransi dan kemudahan beragama di Jepang.
Sistem pendidikan
di Jepang dibangun atas prinsip-prinsip: legalisme, administrasi yang
demokratis, netralitas, penyesuaian dan penetapan kondisi pendidikan,
desentralisasi. Dan sistem administrasi pendidikan dibangun dalam empat
tingkat: pusat, prefectural (antara propinsi dan kabupaten), municipal (antara
kabupaten dan kecamatan), dan sekolah. Sedangkan metode pengajaran yang
digunakan di sekolah-sekolah di Jepang adalah kombinasi dari: Penjelasan dari
dan tanya jawab dengan guru, diskusi antar murid, dan eksplorasi oleh murid
sendiri dengan menggunakan alat pembelajaran. Sedangkan untuk menumbuhkan minat
baca masyarakat bangsa jepang menggunakan pendekatan visualisasi dengan komik
(menggkomikkan bahan ajar).
Adapun tujuan
pendidikannya antara lain ialah: Mengembangkan kepribadian secara penuh dengan,
berupaya keras membangun manusia yang sehat pikiran dan badan, yang mencintai
kebenaran dan keadilan, menghormati perseorangan, menghargai kerja, mempunyai
rasa tanggungjawab yang dalam, dan memiliki semangat independen sebagai
pembangun negara dan masyarakat yang damai.
Perbedaan sistem
pendidikan di Indonesia dan Jepang diantaranya dalam hal tujuan umum pendidikan, mata pelajaran pendidikan agama dan kurikulum
yang dikembangkan
B. Saran
Sebagai calon guru diharapkan mahasiswa mengenal,
mengerti dan memahami perbandingan pendidikan di Negara lain sehingga dapat
menambah pengetahuan tentang pendidikan, dan menjadikan tolok ukur untuk di terapkan dalam sistem pendidikan di negara
ini. Sehingga dapat meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan dan akhirnya
pendidikan di negara kita tidak lagi dipandang sebelah mata oleh negara-negara
di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Sisdiknas Tahun 2003
0 komentar:
Posting Komentar