Orang
Barat punya pepatah yang cukup bagus untuk kita renungkan. Kata mereka
You are what you eat
You are what you drink
You are what you think
(Kamu adalah apa yang kamu makan
Kamu adalah apa yang kamu minum
Kamu adalah apa yang kamu pikirkan)
Ya,
sadar nggak sih kalau performa alias penampilan diri adalah kita sendiri yang
menentukan. Mulai dari kesehatan diri, kitalah yang punya peranan. Apa yang
kita makan dan minum secara alami atawa sunnatullah, pastinya punya
efek buat badan kita. Orang yang terbiasa makan manis dan berlemak, badannya
pasti gemuk dan rawan terkena penyakit gula. Mereka yang makan dengan teratur
dan gizi yang cukup pastinya berpeluang besar untuk hidup lebih sehat.
Percaya
atau tidak yang mengendalikan badan kita adalah pikiran kita sendiri. Mau
seperti apa badan kita, akal kita yang mengendalikannya. Nggak sedikit orang
ngejalanin pola hidup kacau karena pikirannya memang nggak sehat. Contohnya
teman-teman kita yang terjebak pada pergaulan nggak sehat, kebelit narkoba, dsb.
Sebetulnya, mereka adalah orang-orang yang nggak mampu mengendalikan diri dari
godaan lingkungan, teman-teman, dan hawa nafsu. Mereka lebih memilih hanyut
dalam kebiasaan orang lain ketimbang berpikir panjang dan menimbang untung-rugi
buat diri sendiri.
Untuk
itulah Allah SWT. menciptakan buat kita akal, kemampuan berpikir, agar manusia
bisa memilah dan memilih. Apa yang kita kerjakan memang sebaiknya dipikirkan
dulu. Kita hidup nggak semata mengandalkan insting layaknya hewan. Tapi ada
hal-hal yang harus direnungkan dengan serius, karena memang ada efek baliknya
buat diri kita sendiri. Contohnya begadang itu asyik, tapi kalau tiap malam
begadang nggak karuan, sementara kerjaan kita banyak kamu bisa tebak sendiri
hasil akhirnya. Saat kita mau kerja badan malah ancur.
Tapi
sobat, nggak cukup cuma ada akal, Allah juga menurunkan agama Islam ini buat
pedoman hidup. Supaya kita tahu mana yang halal dan mana yang haram. Karena
kenyataannya akal kita kemampuannya cetek banget. Nggak selamanya kita
bisa milih yang baik dan buruk buat kita dari hasil pikiran kita sendiri.
Banyak masalah yang kita perlu jawabannya dari orang lain, termasuk dari Zat
Yang Menciptakan kita, Allah Rabbul ‘alamin. Dan kita juga harus yakin kalau
sesuatu yang halal pastinya baik buat manusia, dan yang haram pastinya
mudlarat/bahaya buat kita semua.
Sobat,
ibarat pedati, tubuh kita adalah keledai sedangkan pikiran kita adalah
kusirnya. Keledai berjalan selalu menuruti kehendak kusirnya. Kapan ia berbelok
atau lurus, juga kapan ia berlari kencang atau berjalan lambat, semua terserah
keinginan sang kusir. Jangan salahkan keledai kenapa ia salah berjalan, atau
kenapa ia tidak mampu lagi berjalan. Kusirnyalah yang bertanggung jawab.
Mungkin sang kusir lupa arah perjalanan, teledor dan mungkin ia tidak pernah
memperlakukan keledainya dengan baik. Sang keledai tidak diberi makanan dan
minuman yang baik, istirahat yang cukup, atau mungkin tidak pernah diberi
perlakuan yang menyenangkan.
Maka
seperti apakah perlakuan kita pada diri kita sendiri? Apakah badan kita selalu
dicukupi dengan hal yang baik-baik, atau justru yang merusak. Juga, apakah
badan kita selalu dihibur dengan hiburan yang baik atau justru dibiarkan selalu
menderita dan kelelahan? Jauh-jauh hari Nabi kita Muhammad saw. mengingatkan
akan pentingnya perawatan diri. Sabdanya
“Sesungguhnya padamu ada kewajiban
menunaikan hak atas tubuhmu”(HR. Imam Bukhari).
Salah
satu hak yang kita harus tunaikan adalah istirahat dan hiburan. Agama kita juga
bukan agama yang mendewakan penyiksaan diri dengan dalih ibadah. Rasulullah
saw. malah dikabarkan pernah marah pada sekelompok anak muda ‘ngotot’ ingin
beribadah. Salah satunya pengen puasa terus-terusan dan yang lainnya nggak
pernah mau istirahat karena pengen ibadah sepanjang malam. Beliau marah bukan sekedar
karena mereka mengada-ada, tapi juga karena mereka berarti melupakan hak buat
badan mereka. “Barangsiapa yang tidak menyukai sunahku maka bukan
golonganku,” nasihat beliau.
Jangan
lupa, seperti halnya badan kita, hati dan pikiran pun membutuhkan hiburan.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah mengatakan, “Hiburlah
hati waktu demi waktu, karena jika dipaksa ia menjadi buta.”
Ya,
badan dan pikiran kitapun membutuhkan istirahat. Mengabaikan itu semua berarti
melakukan kedzaliman pada diri kita.
*
* * * * *
Dalam tubuh yang
sehat terdapat jiwa yang kuat. Ternyata tidak
sepenuhnya benar. Kekuatan tubuh justru ditentukan oleh kekuatan jiwa, oleh
pikiran kita. Jiwa dan tubuh yang kuat lahir dari pikiran yang sehat. Misalnya
selalu? berpikiran positif, optimistis, tidak mudah cemas apalagi pesimistis,
selalu curiga, dsb. Dalam dunia kedokteran modern kini sudah ditemukan hubungan
antara kesehatan fisik dengan kesehatan mental. Ternyata kesehatan mental
memberikan pengaruh yang sangat besar pada kesehatan tubuh. Mereka yang selalu
cemas biasanya rentan terkena berbagai penyakit, seperti gangguan jantung.
Pikiran
yang sehat hanya akan dimiliki oleh orang-orang yang senantiasa dekat pada
Allah dan membina diri dengan berbagai pemahaman agama. Coba kita lihat, agama
kita, Islam, senantiasa mengajak pemeluknya untuk memiliki aneka pikiran
positif: husnudzan, optimisme dan penuh harapan, serta pasrah dan ikhlas atas
segala ketentuan Allah. Bukankah itu sebagian dari pikiran-pikiran yang baik?
Maka
kendali diri itu adalah memperkaya akal dan hati kita dengan pemahaman agama.
Ruang akal dan hati yang diisi dengan pemahaman agama akan membentuk karakter
dan tubuh yang kuat. Kebiasaan makan, minum, cara berpakaian, dan perilaku kita
amat erat dengan pola pikir kita. Hanya orang-orang yang kaya dengan pemahaman
agama-lah yang akan mendapatkan kemuliaan dan kebaikan. Dari agama kita jadi
tahu misalkan, bahwa minuman keras berpotensi merusak kesehatan jantung, ginjal
dan syaraf manusia. Demikian pula narkoba. Sementara itu makan dan minum yang
berlebihan juga membuat organ-organ pencernaan kita bekerja tidak normal
sehingga dapat mengganggu kesehatannya.
Bisa
disimpulkan bahwa pikiran berpengaruh luar biasa pada pola makan seseorang.
Jadi, sebelum orang melakukan berbagai diet atau mengkonsumsi makanan
non-kolesterol dan obat-obat pelangsing lainnya, mereka terlebih dahulu harus
mengendalikan pikiran mereka soal makanan.
*Sesungguhnya
kekuatan pikiran amatlah dahsyat*
Link terkait :http://www.gaulislam.com/kusir-dan-keledai
0 komentar:
Posting Komentar