MEDIA AUDIO VISUAL
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Semester V
Program Strata Satu (S.1)
Mata Kuliah : Media Pembelajaran
Dosen
Martiyono, M. Pd
Disusun oleh:
1.
Anis Khoerunnisa (2103945)
2.
Aviani Nur Avivah (2104166)
3.
Rofiq Attabik (2103964)
4.
Shifa Puji Rahmah (2103968)
5.
Siti Nurul Baroroh (2104187)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(STAINU) KEBUMEN
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran dengan judul “Media Audio Visual”
Semester lima program studi PAI di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama
(STAINU) Kebumen.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat Bapak Martiyono, M. Pd selaku dosen pembimbing mata
kuliah Media Pembelajaran. Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada
segenap pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kami mengharap
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini di masa
yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat terutama bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Akhirnya kepada Allah jugalah semuanya kita kembalikan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Kebumen,………. 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar
peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan
menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek
kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat.
Mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan
pembelajarannya, sehingga peningkatan pembelajaran merupakan isu mendasar bagi
peningkatan mutu pendidikan secara rasional.
Perkembangan media pembelajaran mengikuti arus perkembangan
teknologi. Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah
system percetakan yang bekerja atas dasar fisik mekanik. Kemudian lahir
teknologi audio visual yang menggabungkan penemuan mekanik dan elektronik untuk
tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi
micro-processor yang melahirkan pemakaian computer dan kegiatan interktif.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah
1. Apa pengertian media audio visual ?
2. Bagaimana karakteistik dan
jenis-jenis audio visual ?
3.
Bagaimana
penggunaan audio-visual dalam pembelajaran ?
4. Bagaimana contoh pemanfaatan media
audio visual dalam pembelajaran PAI ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan
media audio visual ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian media
audio visual
2. Untuk mengetahui karakteistik dan
jenis-jenis audio visual, dan penggunaan
audio-visual dalam pembelajaran.
3. Untuk mengetahui contoh pemanfaatan
media audio visual dalam pembelajaran PAI serta kelebihan dan kekurangan media
audio visual.
D. Manfaat Penulisan Makalah
1.
Dapat
berbagi pemikiran dalam bentuk makalah untuk dikaji bersama dalam forum
diskusi.
2.
Makalah
ini diharapkan dapat menjadi sumber wacan dalam upaya memahami media audio
visual.
3.
Makalah
ini diharapkan dapat dipergunakan menjadi bahan pembanding untuk menyusun
makalah sejenis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Media Audio-Visual
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara
dan unsur gambar. jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena
meliputi suara dan gambar.[1]
Media audio-visual merupakan media yang digunakan
untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media audio visual terdapat dua
unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio
memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran,
sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.
B.
Karakteristik
dan Jenis-Jenis Media Audio-Visual
Karakteristik media audio-visual adalah memiliki unsur suara
dan unsur gambar. Alat-alat audio visual merupakan alat-alat “audible” artinya
dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat.[2]
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi dua jenis
media yaitu media audio dan visual.
Dilihat dari segi keadaannya, media audiovisual dibagi
menjadi dua yaitu audio-visual murni dan audio-visual tidak murni.
Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:
1.
Audio-Visual Murni
Audio-visual murni atau sering disebut dengan audio-visual
gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak,
unsur suara maupun unsur gambar tersebut berasal dari suatu sumber.
a.
Film Bersuara
Film bersuara ada berbagai macam jenis, ada yang digunakan
untuk hiburan seperti film komersial yang diputar di bioskop-bioskop. Akan
tetapi, film bersuara yang dimaksud dalm pembahasan ini ialah film sebagai alat
pembelajaran. Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu
proses belajar mengajar. Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi
kebutuhan siswa sehubungan dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik
mengemukakan prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R yaitu : “ The right film
in the right place at the right time used in the right way”.[3]
Secara singkat apa yang telah dilihat pada sebuah film,
vidio, ataupun televisi hendaknya dapat memberikan hasil yang nyata kepada
siswa. Film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Sesuai dengan tema pembelajaran
b) Dapat menarik minat siswa
c) Benar dan autentik
d) Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan
e) Sesuai dengan tigkat kematangan siswa
f) Perbendaharaan bahasa yang benar.[4]
b. Video
Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak,
semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa
bersifat fakta maupun fiktif, bisa bersifat informative, edukatif maupun
instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi
tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Media video
merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film yang banyak
dikembangkan untuk keperluan pembelajaran.
c.
Televisi
Selain film dan video, televisi adalah media yang
menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur
gerak.
2. Audio-Visual tidak murni
Audio Visual tidak murni yaitu media yang unsur suara dan gambarnya
berasal dari sumber yang berbeda.[5]
Audio-visual tidak murni ini sering disebut juga dengan audio-visual diam plus
suara yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti:
1)
Sound slide (Film bingkai suara)
Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat
audio-visual yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab
itu slide atau filmstrip termasuk media audio-visual saja atau media visual
diam plus suara. Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis
system multimedia yang paling mudah diproduksi. [6]
Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan
pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan
gambar-gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional.
Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai media pembelajaran dan efektif membantu siswa dalam memahami konsep
yang abstrak menjadi lebih konkrit. Dengan menggunakan slide bersuara sebagai
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin
banyak indra siswa yang terlibat ( visual, audio). Dengan semakin banyaknya
indra yang terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu konsep. Slide
bersuara dapat dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi
komputer seperti: power point, camtasia, dan windows movie maker.
C.
Penggunaan
Audio-Visual dalam Pembelajaran
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam penggunaan audio-visual untuk pembelajaran yaitu:
a. Guru harus mempersiapkan unit
pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih media audio-visual yang tepat
untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
b. Guru juga harus mengetahui durasi
media audio-visual misalnya dalam bentuk film ataupun video, dimana keduanya
yang harus disesuaikan dengan jam pelajaran
c. Mempersiapkan kelas, yang meliputi
persiapan siswa dengan memberikan penjelasan global tentang isi film, video
atau televisi yang akan diputar dan persiapan peralatan yang akan digunakan demi
kelancaran pembelajaran.
d. Aktivitas lanjutan, setelah
pemutaran film atau video selesai, sebaiknya guru melakukan refleksi dan tanya
jawab dengan siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
tersebut.[7]
D.
Contoh Pemanfaatan Audio Visual
Secara umum, semua mata pelajaran akan lebih efektif jika
diajarkan dengan media yang sesuai. Oleh karena itu, guru harus mengetahui
terlebih dahulu materi dan tujuan pembelajaran. Audio-visual merupakan salah
satu cara untuk membuat pembelajaran lebih dinamis dan menyenangkan. Adapun
bahan ajar yang cocok untuk dikembangkan dengan audio-visual, khususnya mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:
a.
Ranah Kognitif
Materi Al-Qur’an hadits, misalnya dalam menerangkan tajwid.
Dulu sebelum teknologi berkembang, tajwid diajarkan hanya secara verbalistis,
atau dengan menggunakan lingkaran tajwid. Akan tetapi dizaman sekarang bisa
dikembangkan dengan menggunakan media interaktif dengan mikromedia flash,
windows movie maker, dsb.[8]
b.
Ranah Afektif
Materi aqidah untuk menjelaskan tentang rukun iman maupun
rukun islam. Materi akhlaq untuk menjelaskan tentang keteladanan bisa
dikembangkan dengan memutar film atau video.
Materi sejarah kebudayaan islam yang bersifat pengetahuan,
akan lebih menarik jika dikembangkan dengan menggunakan media seperti sound
slide, sehingga memungkinkan siswa yang kurang dapat menerima pelajaran dengan
hanya menggunakan indra pendengar, mampu lebih memahami dengan adanya kombinasi
gambar dan suara.
c.
Ranah Psikomotor
Materi fiqh, dimana materi ini banyak yang berbentuk
prosedural yang dirasa cocok untuk dikembangkan dengan media audio-visual,
misalnya:
1)
Ketika menjelaskan tentang tata cara shalat
2)
Ketika menjelaskan tentang tata cara haji
3)
Ketika menjelaskan tentang tata cara berkurban
Ketiganya akan lebih menarik ketika dikembangkan dengan
media audio-visual, misalnya dengan menggunakan film, video, mikromedia flash
ataupun windows movie maker.
E.
Kelebihan
dan Kelemahan Media Audio-Visual.
Beberapa
Kelebihan atau kegunaan media audio-visual pembelajaran yaitu:
- Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)
- Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
·
Objek
yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, filmbingkai, film atau
video
·
Obyek
yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar
·
Gerak
yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame line atau high
speed photografi
·
Kejadian
atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman
film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal
·
Konsep
yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan
dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
Pengajaran
audio-visual juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
- Media audio-visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karena media audio-visual cenderung tetap di tempat.
- Biaya pengadaannya relative mahal
- Apabila guru tidak mampu berpartisipasi aktif maka siswa akan cenderung menikmati visualisasi dan suaranya saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Media
Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis
media yaitu Media Audio dan Media Visual.
Dilihat dari segi keadaannya, media audiovisual dibagi
menjadi :
·
Audiovisual
Murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber.
·
Audiovisual
tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda.
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan
yang antara lain,memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistis dan kelemahan pada media audio visual adalah terlalu menekankan
pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya.
B. Saran
Sebagai seorang calon guru hendaknya
kita mengetahui media – media yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
suatu materi yang akan kita sampaikan, salah satunya adalah media audio visual.
Diharapkan Kita juga tidak hanya mengetahuinya tapi kita juga harus bisa
memanfaatkannya dengan baik dan tepat guna.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson,
Ronald.H. 1994. Pemilihan dan Pengembangan media Video Pembelajaran.
Arsyad,
Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grofindo Persada
Jakarta : Grafindo Pers.
Suleiman,
Amir Hamzah. 1985. Media Audio-Visual Untuk Pengajaran, Penerangan dan
Penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia.
Usman, M.
Basyirudin dan Asnawir. 2002. Media pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
[1]
Syeful bahri,Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka
Cipta,2002), hal 141
[2] Amir Hamzah Suleiman, Media Audio-Visual untuk
Pengajaran, penerangan, dan penyuluhan (Jakarta: PT Gramedia, 1985), hal,11
[4] Ibid, hal 98
[5]
Syeful bahri, Op. Cit, hal 141
[7]. M. Basyirudin Usman dan Asnawir, Op.Cit. hal,
97-98
[8]. Azhar Arsyad, Op.Cit. hal,61-65
1 komentar:
copas ya min
Posting Komentar