BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung
sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya
manusia di bumi. Sumber utama pendidikan Islam yaitu Allah SAW melalui fiman-firmannya yang terdapat dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Quran. Sumber yang kedua ialah sunnah Nabi Muhammad SAW. Proses pewarisan dan pengembangan budaya
manusia bermula sejak Nabi Muhmmad SAW menyampaikan ajaran Allah kepada umatnya. Yang mana dari beliaulah awal mula timbulnya sejarah pendidikan Islam,
Oleh sebab itu beliau menjadi tauladan yang harus diikuti.
Pada masa
kenabian Muhammad SAW akan kita jumpai bagaimana perjuangan Rosulullah dalam
menyebarkan agama Islam dan berdakwah guna meluruskan nilai-nilai moral pada
masa itu hingga saat ini kita bisa merasakan nikmatnya Islam.
Sejarah pendidikan Islam
amat perlu dipelajari oleh umat islam, terutama bagi kalangan mahasiswa, calon guru agama Islam dan pengelola pendidikan Islam, karena
dengan mengetahui sejarah tersebut
diharapkan dapat menumbuhkembangkan wawasan generasi mendatang di dalam
pengetahuan sejarah tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
Sehubungan
dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah di dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
a.
Bagaimana
pemikiran pendidikan Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW ?
b.
Bagaimana pendidikan Islam pada masa Rasulullah
SAW ?
c. Bagaimana sistem pendidikan Nabi Muhammad SAW ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemikiran pendidikan Islam pada
zaman Nabi.
Pemikiran pendidikan pada periode awal dalam sejarah islam ini terwujud
dalam ayat-ayat Al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW ketika beliau berbicara
dengan sahabatnya dan mengajak manusia percaya kepada Allah SWT dan
meninggalkan penyembahan berhala.
Pemikiran pendidikan yang terwujud pada dua sumber utama pendidikan
islam ini bukanlah pemikiran pendidikan yang benar-benar seperti yang dipahami
dalam pemikiran pendidikan modern,
tetapi pemikiran yang bercampur dengan pemikiran politik, ekonomi, social,
sejarah dan peradaban, yang keseluruhanya membentuk kerangka umum ideologi
islam.
Dengan kata lain, pemikiran pendidikan islam dilihat dari segi
Al-Qur’an dan Sunnah, tidaklah muncul
sebagai pemikiran pendidikan yang terputus, tetapi suatu pemikiran yang hidup
dan dinamis, berada dalam kerangka paradigma umum bagi masyarakat seperti yang
dikehendaki oleh islam.
Rasulullah SAW dalam segala kata-kata yang diucapkannya, segala
tingkah laku yang disebutnya dan segala sikap yang diambilnya merupakan
gambaran hidup terhadap pemikiran pendidikan islam ini. Ketika Siti Aisyah r.a
ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, beliau mengatakan : “ Akhlaknya adalah
Al-Qur’an. Kemudian beliaulah guru teragung, beliau sendiri juga lulusan
Illahiyah di Gua hira yang telah meletakkan garis-garis besar pemikiran
pendidikan ini dalam Al-Qur’an”.[1]
B.
Pendidikan
Islam Pada Masa Pembinaan (610-632)
Masa pembinaan
ini berlangsung sejak Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama kali
skaligus diangkatnya beliau menjadi Rasul hingga sepeninggal nabi Muhammad SAW.
Masa ini berlangsung kurang lebih 22 tahun. Dari beliaulah awal mula timbulnya sejarah pendidikan Islam, sehingga menimbulkan
suatu tenaga penggerak luar biasa yang pernah dialami umat manusia.Oleh sebab itu beliau menjadi tauladan yang harus diikuti.
Hal
ini sejalan dengan makna yang tersurat dan tersirat dalam firman Allah.[2]
لقد
كان لكم فى رسول الله اسوةُ حسنةُ .... (الاهزب : ۲۱ )
Artinya
:demi sesungguhnya, rasulullah itu adalah contoh teladan yang baik bagi kamu
sekalian. (Q.S. 32 : 21)
قل
ان كنتم تُحِبُّوْنَ اللهَ فاتَّبِعُوْنى يُحْبِبْكُمُ اللهُ ... (ال عمران 31 )
Artinya
:katakanlah olehmu (Muhammad) : jika kamu sekalian cinta kepada Allah, maka
hendaklah ikut' akan daku, niscaya allah cinta kepada kamu.(Q.S. 33:21)
......
وَاتَّبِعُوْهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ . (الاعراف 158)
Artinya
:dan hendaklah kamu mengikut akan dia (nabi Muhammad) supaya kamu mendapat
petunjuk (Q.S. 7:158)
Dalam masa pembinaan ini, Penyampaian Rasulullah untuk
membina umat manusia kearah yang lebih baik dibedakan ke dalam dua periode
yaitu Periode Mekkah sebelum nabi hijrah ke Madinah dan periode Madinah yaitu
ketika beliau hijrah dan tinggal di Madinah. Materi pendidikan yang beliau
sampaikan pun berbeda.Pada saat di Mekkah beliau menyampaikan tentang
pendidikan ketauhidan.Dan pada saat di Madinah beliau lebih menitik beratkan
pada pembentukkan dan pembinaan masyarakat baru.
a. Pendidikan Islam pada Masa di Mekkah
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama dari Allah sebagai
petunjuk atau intruksi kepada beliau untuk melaksanakan tugasnya pada saat beliau
berusia 40 tahun yaitu tanggal 17 Ramadhan tahun 13 sebelum hijriyah (6 Agustus
610 M) wahyu yang diturunkan tersebut berbunyi:
Artinya : Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan Dia
(Allah) telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah
yang maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan Qalam. Dia
(Allah) mengajarkan manusia apa yang tidak diketahui.[3]
Allah telah
menyampaikan atau menurunkan Al-Qur’an kepada nabi Muhammad secara
berangsur-angsur sehingga memudahkan bagi nabi Muhammad untuk mengajarkan
Al-Qur’an kepada umatnya.Setiap wahyu yang turun dan biasanya terdiri dari
beberapa ayat Al-Qur’an, nabi SAW langsung menyampaikan ayat-ayat tersebut
kepada para sahabatnya dan memerintahkan kepada para sahabat untuk membaca dan
menghafal dengan benar.Pengajaran Al-Qur’an tersebut berlangsung terus menerus
sampai dengan nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya hijrah ke
madinah.Penghafalan dan penulisan Al-Qur’an berjalan terus menerus sampai
dengan masa akhir turunnya Al-Qur’an menjadi bagian dari kehidupan merekabaik
dalam bentuk hafalan maupun tulisan.
Nabi Muhammad SAW
mendidik umatnya secara bertahap yang dimulai dari keluarga dekatnya dengan cara
sembunyi-sembunyi. Keadaan yang sembunyi-sembunyi itu berlangsung sampai lebih
dari 3 tahun sampai akhirnya turun petunjuk dan perintah dari Allah, agar nabi
memberikan pendidikan dan seruan secara terbuka, ditegaskan dalam firman Allah(QS
Al Hijr: 94) yang artinya: maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan
segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik.[4]
Setelah banyak
orang memeluk islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al- Arqam bin Abil Arqam untuk
tempat pertemuan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. di tempat itulah
pendiikan islam pertama dalam sejarah pendidian islam. Disanalah Nabi
mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok agama islam kepada sahabat-sahabatnya
dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) al-qur’an kepada para pengikutnya serta
Nabi menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama islam atau
menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan agama islam. [5]
Setelah dakwah
terang-terangan itu pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah
Rosul.Semakin bertambah pengikut nabi semakin keras tantangan yang dilancarkan
kaum Quraisy. Banyak cara yang ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah
dakwah nabi. Pertama mereka mengira bahwa kekuatan nabi terletak pada
perlindungan Abu Thalib yang amat disegani, karena itu mereka menyusun siasat
bagaimana memutus hubungan nabi dengan Abu Thalib dan mengancam untuk memerintahkan
Muhammad berhenti dari dakwahnya atau menyerahkan kepada Quraisy. Tampaknya Abu
Thalib cukup terpengaruh sehingga ia mengharapkan Muhammad menghentikan
dakwahnya. Namun Nabi menolak dengan mengatakan “Demi Allah saya tidak akan
berhenti memperjuangkan amanat Allah ini walaupun seluruh anggota keluarga dan
sanak saudara akan mengucilkan saya” Abu Thalib sangat terharu mendengar
jawaban kemenakannya itu, kemudian ia berkata “teruskanlah demi Allah aku akan
membelamu”.[6]
Kemudian nabi
menyebarluaskan ajakannya keseluruh penduduk Mekkah dan nabi menghadapi
tantangan yang berat. Namun nabi menghadapinya dengan penuh kesabaran dan keyakinan
bahwa Allah akan selalu memberikan petunjuk dan pertolongan dalam menghadapi
tantangan tersebut. Ajaran-ajaran yang beliau berikan antara lain:[7]
a) Pendidikan Tauhid Kepada Allah
Nabi Muhammad
memperoleh penghayatan yang mantap tentang ajaran tauhid yang intisarinya tercermin
dalam surat AL-Fatihah yang inti Pokoknya antara lain:
1)
Bahwa Allah adalah pencipta alam semesta dan
dialah satu-satunya yang menguasai dan mengatur alam ini sedemikian rupa yang
merupakan tempat kehidupan makhluknya.
2)
Bahwa Allah memberikan nikmat dan memberikan
keperluan bagi semua makhluk-makhluknya terutama manusia. Pengertian bahwa
Allah bersifat Rahman dan Rahim memberikan pengertian bahwa Allah memiliki
sifat kasih sayang terhadap makhluk-makhluknya.
3)
Bahwa Allah yang merajai hari kemudian dan
bahwa segala amal perbuatan manusia selama di dunia akan di perhitungkan
diakhirat nanti.
4)
Bahwa Allah adalah tuhan yang wajib disembah
dan hanya kepada-Nya lah segala bentuk pengabdian ditujukan.
5)
Bahwa Allah adalah tempat manusia pertolongan
dan tempat bergantung.
6)
Bahwa Allah yang membimbing dan memberi
petunjuk kepada manusia dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan
dan godaan.
Pendidikan
tauhid tersebut diberikan oleh nabi Muhammad SAW pada umatnya dengan cara yang
bijaksana dan sekaligus beliau memberikan teladan dan contoh ajaran tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
b) Pendidikan Amal Ibadah
Nabi Muhammad
SAW melakukan sembahyang (shalat) sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dengan
ikhlas hati menyembahNya.Pada mulanya sembahyang itu belum dilakukan sebanyak
lima kali sehari semalam kemudian setelah nabi Isra dan Mi’raj berulah
diwajibkan untuk shalat lima waktu.Adapun zakat semasa di Mekkah diberikan
kepada fakir miskin dan anak-anak yatim dan membelanjakan harta untuk jalan
kebaikan.
c) Pendidikan Ahlak
Nabi Muhammad
SAW menganjurkan kepada Umatnya untuk berakhlak yang baik sesuai dengan
ayat-ayat Al-Qur’an. Diantara ahlak-akhlak tersebut ialah:
1) Adil yang mutlak terhadap keluarga atau
diri sendiri
2) Berbuat kebaikan kepada orang lain dan
patuh kepada orang tua..
3) Menepati janji
4) Memberi maaf pada orang yang bersalah
5) Takut semata-mata haya kepada Allah
6) Bersyukur atas nikmat, dan sabar atas
cobaan yang Allah berikan
7) Bersatu padu menegakkan agama Allah
8) Hidup sederhana
d) Kuttab dan Metode Umum Pendidikan Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan intisari dan sumber pokok
dari ajaran islam yang disampaikan oleh Muhammad SAW kepada umatnya. Tugas
Muhammad SAW selain mengajarkan tauhid juga mengajarkan Al-Qur’an kepada
umatnya agar secara utuh dan sempurna menjadi milik umatnya, yang selanjutnya
akan menjadi warisan ajaran secara turun-temurun dan menjadi pegangan serta
pedoman hidup bagi kaum muslimin sepanjang zaman.
Bagi kalangan anak-anak terdapat kuttab-kuttab
atau maktab (tempat belajar) khusus untuk Qiraah Al-Qur’an. Keberadaan
kuttab-kuttab ini ditunjukkan di dalam Shahih Bukhori bab dam (denda) bahwa
Ummu Salamah mengirimkan utusan kepada pengajar Al-Qur’an untuk menyampaikan
pesan “kirimkanlah untukku anak-anak kecil” juga ditunjukkan di dalam abadul
Mufrod karya Al- Bukhori pada bab salam kepada anak-anak dengan sanad kepada
IbnuUmar,“sesungguhnya dia mengucapkan salam penghormatan kepada anak-anak
kecil di kuttab.
b. Pendidikan Islam pada Masa di Madinah
Kedatangan nabi Muhammad SAW bersama kaum Muslimin
disambut oleh penduduk Madinah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan.Di
Madinah nabi Muhammad SAW menghadapi kenyataan bahwa umatnya terdiri dari dua
kelompok yang saling berbeda latar belakang kehidupannya.Yaitu mereka yang
berasal dari mekkah (kaum Muhajjirin) Dan mereka yang merupakan penduduk asli
Madinah (kaum Ansor).kenyataan lain yang dihadapi nabi Muhammad SAW adalah
bahwa masyarakat kaum muslimin yang baru di Madinah dan masyarakat kaum Yahudi
yang memang sudah menjadi penduduk Madinah dan mereka tersebut tidak merasa
senang dengan terbentuknya masyarakat baru yaitu kaum muslimin.
Melihat kenyataan tersebut, beliau mulai mengatur dan
menyusun segenap potensi yang ada dalam lingkungannya, memecahkan permasalahan
yang dihadapi menggunakan kekuatan yang ada, dalam rangka menyusun suatu
masyarakat baru yang terus berkembang, yang mampu menghadapi tantangan yang
berasal dari luar dengan kekuatan sendiri.
Pendidikan yang dilakukan oleh nabi Muhammad SAW ialah
memperkuat persekutuan kaum muslimin dan mengikis habiskan sisa-sisa permusuhan
dan persukuan dengan beberapa cara, diantaranya :[8]
1. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru menuju kesatuan
sosial dan politik.
Bersama kaum muslimin nabi membangun masjid.Masjid itulah
yang digunakan sebagai pusat kegiatan nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin
untuk membina masyarakat baru. Jadi, masjid ini merupakan pusat pengajaran
Nabi Muhammad SAW pun mulai meletakkan dasar-dasar
terbentuknya masyarakat yang bersatu padu. Dasar-dasar tersebut diantaranya:
o Nabi SAW mengikis habis sia-sia permusuhan atau
pertenyangan antar suku dengan jalan mengikat tali persaudaraan diantara
mereka.
o Nabi SAW menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk
berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
o Adanya syariat zakat dan puasa yang merupakan pendidikan
bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab sosial baik secara material maupun
moral.
o Dalam pembinaan di Madinah disyariatkan pula media
komunikasi berdasarkan wahyu yaitu shalat jum’at berjamaah. Dengan shalat
jum’at berjamaah warga berkumpul langsung dan mendengarkan khutbah Nabi SAW dan
shalat jum’at telah memupuk rasa solidaritas sosial yang sangat tinggi dalam
menangani masalah bersama.
2. Pendidikan
sosial politik dan kewarganegaraan
Materi pendidikan sosial dan kewarganegaraan islam pada
masa itu adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah
yang prakteknya disempuranakan dengan ayat-ayat yang turun selama periode
Madinah.
Pelaksanaan atau praktek pendidikan sosial politik dan
kewarganegaraan secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Pendidikan Ukhuwah Antar Kaum Muslimin
Nabi Muhammad SAW berusaha menghubungkan antara hati
mereka dengan iman kepada Allah dan Rasulnya, mereka dipersaudarakan karena
Allah artinya diikat oleh hubungan hanya karena Allah.
b. Pendidikan kesejahteraan sosial
Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada kaum muhajirin
yang telah dipersaudarakan dengan kaum Anshor agar mereka saling bekerjasama
dalam masalah-masalah sosial.
c. Pendidikan kesejahteraan keluarga
Keluarga yang dimaksud adalah suami, istri, dan
anak-anaknya yang merupakan inti dari terbentuknya umat yang luas dan yang
saling megingatkan.
3. Pendidikan
anak dalam islam
Nabi SAW memperingatkan agar anak diberikan bimbingan dan
pendidikan agar ia tumbuh dan berkembang dalam rangka mempersiapkan anak-anak
agar mampu menerima warisan islam dan bertanggungjawab untuk mengemban
tugas-tugasnya. Maka sejak diperintahkan oleh nabi Muhammad SAW itulah
anak-anak membaca dan menulis al-Qur’an serta menghafalnya.
4. Pendidikan
Hankam Dakwah Islam
Usaha nabi SAW berikutnya adalah memperluas pengakuan
kedaulatan dengan jalan mengajak kabilah-kabilah sekitar Madinah untuk mengakui
konstitusi Madinah. Pertama-tama diajaknya untuk masuk islam dengan penjelasan yang
meyakinkan tentang kebaikan ajaran islam dan kebenarannya. Kalau dengan dakwah
itu mereka masuk islam, maka secara otomatis mereka termasuk dalam masyarakat
kaum muslimin yang berada dalam naungan konstitusi.
C. Sistem
Pendidikan Nabi Muhammad SAW
Adapun metode pendidikan yang diharapkan oleh nabi antara
lain melalui keteladanan, pembiasaan, nasihat dan cerita, displin partisipasi
dan melalui pemeliharaan. Tujuannya membentuk pribadi insan kamil, pensucian
diri dengan ibadah, pembntukan keluarga, masyarakat dan bangsa serta
pemeliharaan alam dan lingkungan yang mana petunjuknya bersumber pada al-Qur’an
dan as-Sunnah beliau.Disamping itu pada masa nabi masjid memiliki fungsi bukan
saja sebagai tempat berkomunikasi dengan tuhan, tetapi sebagai lembaga pendidikan
dan pusat komunikasi sesama kaum muslimin.
D. Peranan
Ajaran Islam dalam Membentuk Masyarakat yang Berbudaya dan Berperadaban Maju.
Islam agama yang mencakup segala
segi kehidupan manusia, baik kehidupan didunia maupun diakherat. Dalam memahami
islam dapat dibagi menjadi dua bagian yakni islam sebagai suatu ajaran yang
“mutlak” tidak bisa berubah dan mempunyai kebenaran yang pasti, yaitu yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Asunnah. Kemudian islam sebagai suatu sejarah
yaitu sejarah umat islam yang terbentuk dari cara hidup mereka dalam
mengamalkan ajaran yang mutlak itu. Islam dalam sejarah, budaya, pemikiran
inilah yang bisa berubah-ubah sesuai dengan kemajuan fikiran dan moral manusia
itu sendiri.
Agama Islam sangat menghargai amal
saleh manusia, dan mendorong manusia berkreatifitas positif, adapun ajaran
agama islam yang mendorong manusia untuk berperadaban tinggi ialah karena :[9]
1. Islam menghormati akal manusia,
meletakkan akal pada tempat yang terhormat, menyuruh manusia menggunakan
akalnya untuk memeriksa dan memikirkan keadaan alam (QS;3;189-190)
2. Islam mewajibkan setiap laki-laki
dan perempuan pemeluk islam untuk menuntut ilmu (QS. 58:11)
3. Islam menyuruh pemeluknya mencari
keridloan Allah, dengan semua nikmat yang telah diterimanya, dan menyuruh
menggunakan hak-hak atas keduniaan dalam pimpinan dan peraturan agama (QS.
28:77)
4. Islam menggemarkan pemeluknya
supaya pergi meninggalkan kampung halamannya, berjalan ke negeri lain,
memperhubungkan silaturahmi dengan golongan lain, dan saling bertukar
pengetahuan (QS. 22:46)
Ketika ajaran ini dibawa Nabi
Muhammad dan dilanjutkan oleh para pengikutnya yang setia, maka dengan gigih
ajaran islam menafasi gerak langkan manusia yang menjadi pemeluknya untuk
mengubah dunia, meluruskan jalan manusia, mengolah potensi alam dan membentuk
system kehidupan baru yang penug energi, bersemangat islami,hingga berbudaya
dan berperadaban maju.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Pemikiran
pendidikan islam bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah,
·
Dalam periode masa mekkah ciri-ciri pokok
pembinaan islam adalah pendidikan tauhid, pendidikan keagamaan dan akhlak yang
mengesakan Allah tiada tuhan selain Allah karena pada waktu itu bangsa Arab
banyak yang menyembah berhala.
·
Sedangkan pada periode Madinah ciri pokok
pendidikan islam dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik.
·
Metode
pendidikan yang diharapkan oleh nabi antara lain melalui keteladanan, pembiasaan,
nasihat dan cerita.
·
Ajaran Islam
sangat menghargai amal saleh manusia dan mendorong manusia untuk berkreatifitas
positif agar memperoleh ilmu pengetahuan. Dengan Ilmu pengetahuan, manusia
memiliki bekal dalam hidup didunia dan diakherat.
B. Saran
Penyusun
makalah ini hanya manusia yang dangkal ilmunya, Maka dari itu penyusun
menyarankan agar para pembaca yang ingin mendalami ilmu tentang sejarah
pendidikan Islam pada masa Pembinaan diharapkanmembaca sumber-sumber lain yang
lebih komplit, tidak hanya sebatas membaca makalah ini saja.
[1]Prof. Dr. Hasan
Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta:Pustaka Al-Husna, 1992 hal 120
[2]Al-Qur’an
Terjemahan
[4]
Al-Qur’an dan Terjemah, QS Al Hijr 94
[5]Prof.
Dr.H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Hidakarya Agung,
1992. Hal 6
[6]Dra.
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet.9, 2008.
Hal 38
[9]Misbah Ma’ruf, Sejarah
Peradaban Islam, CV Wicaksana, Semarang;1993 Hal 28-29.
1 komentar:
Makalah Anda Sangat Membantu... Terimakasih.
Posting Komentar