GURU PROFESIONAL DAN
METODE PEMBELAJARAN
SEBAGAI UPAYA DALAM
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Semester V
Program Strata Satu (S.I) Fakultas Tarbiyah
Mata Kuliah: Administrasi Pendidikan
Dosen
SOBARI WALUYO SEJATI, M. Pd
Oleh
AVIANI NUR AVIVAH
NIM. 2104166
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(STAINU) KEBUMEN
2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulullah segala puja dan puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan banyak kenikmatan, berupa segala
yang telah dirasakan dalam kehidupan ini. Satu diantaranya adalah pemberian
ilmu dan kemampuan menuangkannya kedalam bentuk tulisan serta menjadikannya
kedalam bentuk makalah yang berjudul “Guru
Profesional dan Metode Pembelajaran Sebagai upaya dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan”. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada beliau
Nabi Akhiruz zaman yaitu Nabi Muhammad SAW, keluarga serta para sahabat-sahabat
Baginda.
Penulis berkewajiban menyampaikan ucapan terima kasih kepada
para dosen dan guru besar yang mana penulis banyak menimba ilmu dari padanya,
khususnya Yth. Bp. Sobari, Ws, M. Pd yang telah memberikan ilmu baru dalam
pelajaran Administrasi Pendidikan.
Tulisan ini tentu saja jauh dari sempurna, karenanya penulis
senantiasa mengharapkan masukan dan kritik yang konstruksi dari pada pembaca.
Meski disadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, namun penulis tetap
berharap bahwa tulisan ini bisa bermanfaat.
Akhir kata, dengan tangan terbuka dan rasa tanggung jawab
kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat pembetulan dari para pembaca
yang budiman, yang kiranya dapat meningkatkan motivasi dalam belajar. Amin.
Kebumen, Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi
Guru Profesional ………………………………………….. 3
B.
Konsep
profesionalisasi guru ……………………………………… 4
C.
Guru
Profesional sebagai pengendali mutu pendidikan ………........ 5
D.
Metode
Pembelajaran Guru Profesional.. ………………………….. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
rangka menghadapi era global yang diperkirakan ketat dengan persaingan disegala
bidang kehidupan, khususnya dunia kerja yang semakin kompetitif, tidak ada
alternatif lain selain berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui upaya peningkatan mutu pendidikan di setiap jenjang pendidikan.
Guna tercapainya tujuan yang dimaksud selain harus didukung pengembangan
program dan kurikulum serta berbagai macam model penyelenggaraan pembelajaran
siswa yang telah diamanatkan oleh Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional serta dipengaruhi perubahan perkembangan yang semakin
cepat, maka peningkatan mutu atau kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh
guru yang profesional atau dalam perkataan lain profesionalisme guru
merupakan pilar utama dalam peningkatan mutu pendidikan.
Guru
merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam
upaya pendidikan sehari-hari di sekolah. Dalam latar pembelajaran di sekolah
pernyataan tersebut sangat tergantung kepada tingkat profesionalisme guru.
Jadi, diantara keseluruhan komponen pada sistem pembelajaran di sekolah ada
sebuah komponen yang paling esensial dan menentukan kualitas pembelajaran yaitu
guru.[1]
Oleh karena itu, tidak berlebihan kiranya bilamana dihipotesiskan bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan guru-guru yang
profesional.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
definisi dari guru profesional ?
2.
Bagaimanakah
konsep profesionalisasi guru ?
3.
Bagaimanakah
peran guru profesional sebagai pengendali mutu pendidikan ?
4.
Bagaimanakah
penerapan keprofesionalisme guru dalam menggunakan metode pembelajaran guna
meningkatkan mutu pendidikan ?
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Definisi Guru Profesional
Guru sebagai
tenaga kependidikan harus mempunyai kualifikasi profesional yang perlu
dikoordinasikan secara padu agar jasa kependidikannya terhadap peserta didik
menjadi optimal dan utuh. Berkaitan dengan itu, Undang-undang Guru dan Dosen
(UU no.14 tahun 2005) menyatakan bahwa guru profesional adalah guru yang mampu
berperan untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik dengan menggunakan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu.
Guru profesional adalah guru yang
ahli dibidangnya mempunyai pendidikan dan memperoleh pelatihan yang sesuai
dengan bidangnya, melaksanakan proses belajar dan mengajar di kelas/ sekolah
yang menjadi tanggungjawabnya, mengetahui secara persis apa yang mesti
dilakukan dalam membimbing, mengajar, membina dan melatih peserta didik,
sehingga kegiatan proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan
sebaik-baiknya sesuai target yang telah diprogramkan.[2]
Untuk pengertian yang lebih lanjut, dikatakan bahwa guru memang harus ahli
dibidangnya. Apabila guru hanya memiliki kemampuan dan motivasi yang tinggi
tanpa disertai keahlian yang memadai maka justru akan merugikan orang lain.
Karena mengingat guru di sini sebagai panutan bagi peserta didik. Apabila apa
yang telah ia sampaikan tidak sesuai dengan kenyataan maka akan menjadi suatu
kesalahan yang fatal dan akan merugikan orang lain.
Guru sebagai pendidik profesional
mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada
masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat
sekelilingnya.[3]
Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu
sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru
meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan
dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara
serta cara bergaul baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat,
sering menjadi perhatian masyarakat luas.
Walaupun banyak teori tentang guru
profesional, namun dalam kaitan dengan implementasi peningkatan mutu pendidikan,
sampai pada kesimpulan bahwa guru yang profesional adalah guru yang memiliki
visi yang tepat dan berbagai aksi inovatif.
B.
Konsep Profesionalisasi Guru
Secara konseptual, unjuk kerja guru menurut depdikbud mencangkup
tiga aspek, yaitu (a) Kemampuan profesional, (b) Kemampuan social, (c)
Kemampuan personal (pribadi). Kemudian tiga aspek ini dijabarkan sebagai
berikut:[4]
a.
Kemampuan
Profesional mencangkup :
1)
Penguasaan
materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan
konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkannya itu.
2)
Penguasaan
dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan keguruan.
3)
Penampilan
upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.
b.
Kemampuan
social mencangkup kemampuan untuk menyesuaikan diri tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawa tugasnya sebagai guru
c.
Kemampuan
personal mencangkup :
1)
Penampilan
sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap
keseluruhan situasi pendidikan beserta unsure-unsurnya.
2)
Pemahaman,
Penghayatan, dan penampilan nilai-nilai
yang seyogyanya dianut oleh seorang guru.
3)
Penampilan
upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswa.
C.
Guru Profesional sebagai pengendali mutu Pendidkan
Guru sebagai komponen yang berperan dalam system pendidikan nasional
memiliki peranan yang sangat strategis dalam proses pembelajaran secara khusus
dan dalam proses pendidikan secara umum. Dan untuk meningkatkan mutu pendidikan,
seorang guru haruslah bermutu dan berkinerja baik dalam era globalisasi ini.
Guru sebagai pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. Oleh karena itu, guru wajib mengembangkan kemampuan
profesionalnya agar dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas, karena
pendidikan dimasa yang akan datang menuntut ketrampilan profesi pendidikan yang
bermutu.[5]
Guru sebagai tenaga professional yang merupakan factor penentu mutu
pendidikan harus memilki ketrampilan manajemen dan administrasi di sekolah
serta harus berperan sebagai pengembang budaya belajar siswa. Dalam tingkatan
oprasional guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya
pada tingkat institusional, instruktusional dan eksperensial. [6]
Guru sebagai tenaga professional harus memenuhi beberapa
kriteria,yaitu:[7]
1.
Mempunyai
komitmen terhadap siswa dan proses belajarnya.
2.
Menguasai
mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa
3.
Bertanggung
jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi
4.
Mampu
berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari lingkungan
profesinya.
Untuk
menjadi guru yang profesional ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh
para guru, yaitu ; (1) Eksplaining Informing, showing how, initiating,
directing, administering; (2) Unifying the group; (3) giving security; (4) Clarifying
attitudes, beliefs, problems; (5) Diagnosing Learning problems; (6) Marking
curriculum materials; (7) Evaluating, recording, reporting; (8) Enrichement
community activities; (9) Organizing and arranging classroom; (10)
Participating in school activities. Kemampuan-kemapuan tersebut sebaiknya dapat
diterapkan oleh para guru untuk menuju profesionalisme.[8]
Abudin
Nata memberikan ciri atau karakteristik guru profesional di antaranya:
1.
Guru selain memiliki wawasan pengetahuan tentang bidang
materi yang akan di ajarkan juga memiliki keahlian dan ketrampilan untuk
menyampaikannya. Kemampuan ini memberi manfaat pada kegiatan pembelajaran
sehingga dapat dilaksanakan dengan efektif dan efesien.
2.
Guru profesional harus memiliki mental modern seperti:
berpandangan jauh ke depan, menghargai waktu, disiplin, kreatif, inovatif,
dinamis, penuh percaya diri, terbuka, dan menghargai orang lain.
3.
Guru profesional juga tidak mengabaikan kekuatan jiwa agama,
bermoral, dan berakhlak mulia sehingga diharapkan guru tidak terpengaruh oleh
adanya faham-faham kehidupan yang mengarah pada sifat sekularistik. [9]
D.
Metode Pembelajaran Guru Profesional
Penerapan sikap
keprofesionalisme guru dapat diketahui dari bagaimana seorang guru tersebut
mampu menerapkan metode pembelajaran yang merupakan cara untuk menyajikan,
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai
tujuan tertentu yaitu proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Metode
pembelajaran merupakan cara untuk menyampaikan, menyajikan, memberi latihan,
dan memberi contoh pelajaran kepada siswa. Dengan demikian metode dapat
dikembangkan dari pengalaman, seseorang guru yang berpengalaman dia dapat
menyuguhkan materi kepada siswa, dan siswa mudah menyerapkan materi yang
disampaikan oleh seorang guru secara sempurna dengan memepergunakan metode yang
dikembangkan dengan dasar pengalamannya, metode-metode dapat dipergunakan
secara variatif, dalam arti kata tidak monoton dalam satu metode.
Banyak metode
pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam menyajikan pelajaran kepada
siswa-siswa, seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi,
penampilan, metode studi mandiri, pembelajaran terprogaram, latihan sesama
teman, simulasi, karya wisata, induksi, deduksi, simulasi, studi kasus,
pemecahan masalah, insiden, seminar, bermain peran, proyek, praktikum, dan
lain-lain.[10]
Dalam proses
belajar mengajar, guru dihadapkan untuk memilih metode-metode dari sekian
banyak metode yang telah ditemui para ahli sebelum ia menyampaikan materi
pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Namun dalam hal ini seorang guru
tidak asal memilih metode pembelajarannya tetapi harus memenuhi
pertimbangan-pertimbangan diantaranya harus memperhatikan tujuan pembelajaran,
pengetahuan awal siswa, bidang studi/pokok bahasan/aspek, alokasi waktu dan
sarana penunjang, jumlah siswa serta pengalaman dan kewibawaan pengajar. [11]
1.
Tujuan Pembelajaran
Penentuan
tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih metode yang
akan digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan
yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan
metode-metode pembelajaran. [12]
2.
Pengetahuan Awal Siswa
Pengetahuan
awal dapat berasal dari pokok bahasan yang akan diajarkan, jika siswa tidak
memiliki prinsip, konsep dan fakta atau memiliki pengalaman, maka kemungkinan
besar mereka belum dapat dipergunakan metode yang bersifat belajar mandiri,
penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, praktikum, bermain peran dan
lain-lain. Untuk mengetahui pengetahuan awal siswa biasanya guru dapat
melakukan pretes tertulis maupun tanya jawab diawal pelajaran.
3.
Bidang Studi/Pokok Bahasan
Pada sekolah
lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah, program studi diatur dalam tiga
kelompok. Pertama;program pendidikan umum, kedua;program pendidikan akademik,
ketiga;program pendidikan ketrampilan. Program pendidikan akademik yang bidang
studinya berkaitan dengan keterampilan, maka metode yang akan digunakan lebih
berorientasi pada masing-masing ranah (kognitif, afektif dan psikomotorik) yang
terdapat dalam pokok bahasan. Misalnya pokok bahasan psikomotorik maka metode
yang pergunakan lebih cocok ke metode demonstrasi dan lain-lain.
4. Alokasi
waktu dan Sarana Penunjang
Mengenai
alokasi waktu dan sarana penunjang juga merupakan pertimbangan dalam
menentukan metode pembelajaran karena apabila guru menggunakan metode yang
kurang tepat maka proses belajar mengajar akan menjadi terhambat.
5.
Jumlah
Siswa
Jumlah siswa
ini sangat menentukan efektif atau tidaknya proses pembelajaran di kelas.
Apabila ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak metode ceramah yang
lebih efektif, di samping metode ceramah guru dapat melaksanakan tanya jawab,
dan diskusi.
6.
Pengalaman dan Kewibawaan Mengajar
Guru
yang baik adalah guru yang berpengalaman, seperti peka dengan masalah,
memecahkan masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional,
memotivasi siswa, dan mengelola siswa.
Disamping
berpengalaman guru juga harus berwibawa, kewibawaan merupakan kelengkapan
mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena ia berhadapan dan mengelola siswa
yang berbeda latar belakang akademik dan social, ia tokoh yang disegani bukan
tokoh yang ditakuti oleh peserta didiknya.
Kewibawaan
yang dimiliki oleh guru terbagi menjadi dua, yaitu pertama; Kebiwaan kasih
sayang seperti yang dimiliki ayah dan ibu, ia menyayangi anak-anaknya tanpa
pilih kasih, dan berharap anaknya akan tumbuh dan berkembang berguna bagi agam,
masyarakat, nusa dan bangsa. Kedua; Kewibawaan jabatan, ia dapat memerintah,
mengatur, menasehati siswa yang berguan bagi manajemen pendidikan.[13]
Di bawah ini
digambarkan sinkronisasi antara metode dengan kemampuan yang akan dicapai
berdasarkan indikator yang telah dirancang atau disepakati oleh guru atau guru
bersama siswa. Nantinya diharapkan guru, pelatih dan instruktur dapat memilih
metode apa yang paling tepat dengan mempertimbangkan jumlah siswa, alat,
fasilitas, biaya, dan waktu.
No.
|
METODE
|
KEMAMPUAN YANG AKAN DICAPAI
BERDASARKAN INDIKATOR
|
1.
|
Ceramah
|
Menjelaskan
konsep/prinsip/prosedur.
|
2.
|
Demonstrasi
|
Menjelaskan suatu ketrampilan
berdasarkan standart prosedur tertentu.
|
3.
|
Tanya jawab
|
Mendapatkan umpan
balik/partisipasi/menganalisis
|
4.
|
Penampilan
|
Melakukan suatu ketrampilan.
|
5.
|
Diskusi
|
Menganalisis/memecahkan masalah.
|
6.
|
Studi Mandiri
|
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensintesis/
Mengevaluasi/melakukan sesuatu
baik yang bersifat kognitif maupun psikomotor
|
7.
|
Kegiatan pembelajaran terprogram
|
Menjelaskan
konsep/prinsip/prosedur
|
8.
|
Latihan bersama teman
|
Melakukan sesuatu ketrampilan
|
9.
|
Simulasi
|
Menjelaskan/menerapkan/menganalisais
suatu konsep dan prinsip.
|
10.
|
Pemecahan masalah
|
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis
konsep/prosedur/prinsip tertentu
|
11.
|
Studi kasus
|
Menganalis dan memecahkan masalah.
|
12.
|
Insiden
|
Menganalis dan memecahkan masalah
|
13.
|
Praktikum
|
Melakukan sesuatu ketrampilan.
|
14.
|
Proyek
|
Melakukan sesuatu/menyusun laporan
suatu kegiatan.
|
15.
|
Bermain peran
|
Menerapkan suatu konsep/prinsip
|
16.
|
Seminar
|
Menganalisis/memecahkan masalah
|
17.
|
Simposium
|
Menganalisis masalah
|
18.
|
Tutorial
|
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis
konsep/prosedur/prinsip tertentu
|
19.
|
Deduksi
|
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis
konsep/prosedur/prinsip tertentu
|
20.
|
Induksi
|
Mensintesis suatu konsep
|
21.
|
Computer assisted learning
|
Menjelaskan/menerapkan/menganalisis/mensintesis/
Mengevaluasi
|
Seorang guru yang profesional akan mampu
menyesuaikan kondisi yang tepat pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Mereka akan mampu menerapkan metode apa yang tepat untuk diberikan
kepada anak didiknya. Mereka yang profesional akan terlihat dari bagaimana cara
mereka menyajikan materi kepada para siswa. Jadi, melalui implementasi metode
pembelajaran ini dapat diketahui bagaimanakah guru yang profesional dalam hal
penguasaan cara mengajar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Profesionalisme guru sangat
diperlukan dalam peningkatan mutu pendidikan, karena guru merupakan salah satu
komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Apabila tenaga
pengajar ini bisa dengan profesional melaksanakan tugasnya maka kualitas peserta
didik juga akan baik. Setiap guru harus mengetahui bagaimana guru dikatakan
profesional, sebab dengan pengetahuan tersebut guru bisa menyesuaikan keadaan
yang ada pada dirinya, dalam arti apabila guru tersebut merasa dirinya kurang
profesional maka diharapkan ia akan berusaha meningkatkan keprofesionalisme
dirinya.
Peningkatan
profesionalisme guru ini sangat penting demi terwujudnya sumber daya yang
berkualitas yang dapat diandalkan. Seorang guru yang professional dapat dilihat
dari implementasinya dalam menggunakan metode pembelajaran pada proses kegiata
belajar mengajar. Profesionalisme guru dapat ditingkatkan melalui berbagai
upaya baik itu melalui kegiatan seminar, pelatihan, adanya sertifikasi, melalui
kegiatan penyuluhan dan lain-lain.
Guru sebagai
motor penggerak utama pelaku proses pembel ajaran dikelas harus menerapkan
manajemen mutu terpadu dalam mengontrol dan menjamin mutu proses pembelajaran
dan hasil pembelajaran di kelas. Hanya dengan tindakan control mutu dan
penjaminan mutu yang dilakukan oleh guru mutu pendidikan nasional dapat
ditingkatkan.
B.
Saran
Sebagai seseorang yang peduli terhadap pendidikan, hendaknya
kita selalu berupaya meningkatkan mutu pendidikan tersebut melalui berbagai
cara. Umumnya kita sebagai tenaga pendidikan dan khususnya untuk para guru yang
memang menjadi penunjang utama dalam peningkatan mutu pendidikan.
Para guru hendaknya selalu berupaya
untuk meningkatan kualitas diri agar bisa menjadi guru yang profesional. Para
guru jangan terlalu puas dengan kemampuan yang telah dimiliki, namun harus
selalu berusaha mengintrospeksi diri dan berusaha memperbaikinya. Jangan
menghalalkan segala cara hanya untuk mengejar materi semata. Guru sebagai
teladan harus bisa memberi contoh yang baik kepada anak didik dan harus bisa menguasai
ilmu pengetahuan agar bisa mengantarkan anak didik menuju kesuksesan dan bisa
menjadi penunjang keberhasilan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hadis,Nurhayati, 2010, Manajemen Mutu Pendidikan,
Bandung; Alfabeta
Bafadal,
Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hasan, 2003, Guru yang Profesional, Bandung:UPI
Nata, Abudin.
2001. Paradikma Pendidikan Islam. Jakarta. Grasindo
Sanusi, achmad, 1991, Studi Pengembangan Pendidikan, Ikip
Bandung,
Yamin Martinis,
2006, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, Jakarta; Gaung
Persada Pers.
[1]
Bafadal,
Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta:
Bumi Aksara.
[3]
Ibid
[4]
Sanusi, achmad, Studi Pengembangan Pendidikan, (Ikip Bandung,1991) Hlm.
36
[5]
Abdul Hadis,Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan,(Bandung; Alfabeta,
2010) Hlm 4
[6]
Ibid, Hlm.5
[7]
Hasan, Guru yang Profesional, (Bandung:UPI, 2003) Hlm. 5
[8] Abdul
Hadis,Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan,(Bandung; Alfabeta, 2010) Hlm
7
[10]
Yamin Martinis, Profesionalisasi
Guru & Implementasi KTSP, (Jakarta; Gaung Persada Pers,2006)Hal.132
[12]
Ibid, Hlm. 133
[13]
Ibid, Hlm. 138
0 komentar:
Posting Komentar